Oleh: bebaskanbibitchandra | November 9, 2009

Facebooker Ramai-ramai Kecam Komisi III DPR

Muncul ‘Gerakan Sejuta Facebookers Kecam Komisi 3 DPR RI Yang Mendukung Gerakan Buaya’

VIVAnews – Sikap yang ditunjukan Komisi III dalam rapat kerja dengan Kapolri dan jajarannya menuai kritik tajam.

Para pengguna laman jejaring sosial, Facebook alias para Facebooker lantas ambil sikap.

Melalui grup ‘Gerakan Sejuta Facebookers Kecam Komisi 3 DPR RI Yang Mendukung Gerakan Buaya’ para Facebooker menyatakan kekecewaannya terhadap sikap para wakil rakyat yang seharusnya memihak pada rakyat.

“Secara mengejutkan, komisi 3 DPR RI mendukung secara terbuka langkah-langkah yang dilakukan oleh Mabes Polri untuk menuntaskan kriminalisasi KPK,” demikian yang dituliskan dua moderator grup, Hananto Wasisto dan Arif Hidayat.

“Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kapolri dan Komisi 3 DPR RI, Kamis, 5 November 2009 terlihat jelas betapa berpihaknya komisi 3 DPR RI kepala Kapolri.”

“Apa yang disuarakan oleh rakyat ternyata tidak bisa diterjemahkan oleh anggota DPR RI yang duduk di Komisi 3.”

“Terlihat jelas sandiwara yang sangat menyakitkan rakyat Indonesia.
Inilah wajah sebenarnya dari parlemen kita yang sebenarnya tidak menginginkan pemberantasan korupsi terjadi di Indonesia.”

Dalam grup tersebut juga dipajang nama pimpinan Komisi III yakni Ketua Komisi III, Benny K Harman (Demokrat), Wakil Ketua, Tjatur Sapto Edy (PAN), Azis Syamsuddin (Golkar), dan Fahri Hamzah (PKS).

Hingga pagi ini, Senin 9 November 2009 pukul 08.10 WIB, sebanyak 9.485 facebooker menyatakan dukungan dan bergabung dengan grup ini.

http://korupsi.vivanews.com/news/read/103767-facebooker_ramai_ramai_kecam_komisi_iii_dpr

 


Tanggapan

  1. Apa sesungguhnya yang dicari penegak hukum. Kebenaran atau kebetulan? Dalam berbagai wawancara tv, Ari Muladi mis. memberi ket. lalu mencabut dan minta maaf. Jika org lain pasti ditahan dengan dakwaan membuat kesaksian palsu atau tapi mengapa dia tidak? Trus rekaman di MK semua pihak mengatakan bhw itu suara mereka, lalu ini juga msh dikatakan perlu pembuktian telematika, aneh kaan? Tes kebohongan atau alat lainnya hanyalah benda mati yang pintar tetaplah manusia sebagai makhluk hidup ciptaan Allah. Ini dunia manusia, benda mati hanya alat bantu. Jika pengadilan jadi ukuran maka percepatlah prosesnya agar semua tuntas. Bila kebenaran jadi ukuran, hentikan proses Bibit-dan Chandra dan mulai proses Baru untuk Anggodo dkknya, Jika kebetulan yang dianut trus apa itu keadilan yang bermartabat?

  2. Para Buaya merasa Keadilan ada di tangan mereka
    Mereka lupa masih ada Keadilan Hakiki
    Mereka lupa ada TUHAN Dengan KEADILAN NYA
    Semoga para buaya cepat Sadar dan bertobat

  3. jika boleh diistilahkan, andaikan para pejuang kemerdekaan yg bertaruh nyawa masih hidup, mungkin mereka tdk hanya sekedar prihatin melainkan akan menangis darah melihat perilaku oknum2 yg notabene menjabat dan berada di lembaga2 terhormat di negara ini.

  4. jika suatu lumbung padi sudah dipenuhi oleh tikus2 biadap,,, sudah tidak ada alasan lagi kita mempertahankanya,, lebih baik kita bakar saja agar semua tikus2 biadap pada mati.. dan bikin lumbung padi yang kokoh dan anti tikus,, maju terus KPK,, berantas tikus2 biadap,, jika perlu para koruptor dan yang melindungi para koruptor digantung dan di arak keliling kota,, jika msh tidak cukup di cincang saja….

  5. AKULAH BUAYA DARAT!!!!!!HAHAHAHAHAHA


Tinggalkan komentar

Kategori